Minggu, 17 Februari 2008

Kesempurnaan Sistem Petunjuk dalam AlQuran

Pada tempat lain juga telah difirmankan:

“Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata mengenai petunjuk dan pemisahkan yang hak dari yang batil”. (S.2 Al-Baqarah:186).
Berarti Al-Qur’an memiliki tiga karakteristik. Pertama, Kitab ini membimbing manusia kepada pengetahuan tentang keimanan yang telah menghilang. Kedua, Kitab ini mengemukakan rincian dari pengetahuan tersebut secara detil. Ketiga, Kitab ini mengemukakan firman tegas tentang hal-hal berkaitan dengan mana telah muncul perselisihan paham, sehingga dengan demikian menjadi pembeda di antara yang hak dan yang batil.



Berkaitan dengan sifat komprehensifitas daripada Al-Qur’an, dinyatakan dalam sebuah ayat bahwa:

“Segala sesuatu telah Kami terangkan dengan keterangan yang terperinci”. (S.17 Bani Israil:13).
Makna dari ayat ini ialah semua pengetahuan tentang keimanan telah dijelaskan secara rinci di dalam Al-Qur’an dan Kitab ini memberikan sarana dan mengajarkan bahwa pengetahuan luhur demikian akan membimbing manusia tidak saja ke arah kemajuan parsial tetapi justru kepada perkembangan yang sempurna.
Begitu juga dinyatakan:

“Telah Kami turunkan kepada engkau kitab itu untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk dan rahmat dan kabar suka bagi orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah”. (S.16 An-Nahl:90).
Makna ayat ini untuk mengemukakan bahwa Kitab tersebut diwahyukan agar setiap kebenaran agama menjadi jelas dan kejelasan tersebut bisa menjadi pedoman dan rahmat bagi mereka yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Kemudian juga difirmankan:
      ••    
“Inilah suatu kitab yang telah Kami turunkan kepada engkau, supaya engkau dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya”. (S.14 Ibrahim:2).
Berarti bahwa Al-Qur’an dapat mengikis semua bentuk keraguan yang telah menyelinap ke dalam pikiran manusia sehingga memunculkan pandangan-pandangan yang salah, serta mengarunia¬kan Nur dari pemahaman yang sempurna. Dengan kata lain, Kitab ini memberikan semua wawasan dan kebenaran yang dibutuhkan manusia guna berpaling ke arah Tuhan mereka dan beriman kepada-Nya.
Pada tempat lain dinyatakan:

“Ini bukanlah suatu hal yang telah dibuat-buat, melainkan suatu penyempurnaan apa yang telah ada sebelumnya dan penjelasan terperinci untuk segala sesuatu, dan suatu petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (S.12 Yusuf:112).
Berarti bahwa Al-Qur’an bukanlah suatu buku yang bisa dikarang oleh seorang manusia. Tanda-tanda kebenarannya nyata sekali karena Kitab ini telah menegakkan kebenaran dari Kitab-kitab sebelumnya, dengan pengertian bahwa nubuatan-nubuatan yang terkandung di dalam Kitab-kitab sebelumnya berkaitan dengan Al-Qur’an telah menjadi kenyataan dengan diwahyukannya Kitab ini. Begitu pula Al-Qur’an telah memberikan argumentasi yang mendukung aqidah-aqidah hakiki yang sebelumnya tidak dikemukakan dalam Kitab-kitab terdahulu dan dengan demikian telah menjadikan aqidah tersebut menjadi sempurna. Dengan cara ini Al-Qur’an telah meneguhkan kebenaran Kitab-kitab terdahulu dan dengan demikian telah menegakkan kebenarannya sendiri. Bahwa Kitab ini berisi semua kebenaran dari agama-agama lainnya, juga menjadi tanda kebenaran dirinya. Semua hal itu menjadi tanda kebenarannya karena tidak ada manusia yang pengetahuannya demikian komprehensif sehingga menguasai semua kebenaran agama dan mutiara kebenaran tanpa ada yang terlewatkan.
Dalam ayat-ayat tersebut di atas Allah yang Maha Kuasa secara tegas menyatakan bahwa Al-Qur’an secara komprehensif telah merangkum semua kebenaran dan hal ini menjadi argumentasi yang kuat untuk menopang kebenarannya. Sudah lewat ratusan tahun sejak pernyataan dari Al-Qur’an itu dan sampai sekarang tidak ada dari Brahmo Samaj atau pun yang lainnya yang berani menyangkalnya. Rasanya menjadi jelas bahwa mereka dengan tidak memberikan kebenaran baru yang mungkin terlewat oleh Al-Qur’an, tentulah mereka itu seperti orang-orang tidak waras yang mengemukakan sesuatu tanpa realitas yang mendukung. Hal ini menjadi bukti kuat bahwa mereka itu sebenarnya memang tidak mencari kebenaran sebagaimana seorang muttaqi tetapi hanya untuk memuaskan nafsu jahat mereka dalam mencari jalan untuk membebaskan diri dari Firman Tuhan dan dari Tuhan sendiri.
Guna memperoleh kebebasan demikian, mereka telah berpaling dari Kitab Tuhan yang hakiki dimana kebenarannya lebih cemerlang daripada matahari sekalipun. Mereka tidak mau membicarakan hal-hal itu dalam semangat orang terpelajar, tidak juga mereka mau mendengarkan suara pihak lain. Mereka seharusnya diingatkan, kapan pernah seorang manusia mampu mengajukan suatu kebenaran keagamaan yang bertentangan dengan Al-Qur’an yang tidak ada jawabannya di dalam Kitab ini. Selama lebih dari 1300 tahun sudah Kitab Suci Al-Qur’an menyatakan bahwa semua kebenaran keagamaan telah dirangkum di dalamnya. Alangkah jahatnya orang yang tanpa menguji Kitab yang demikian luhur lalu mengatakannya sebagai berkekurangan. Betapa angkuhnya mereka karena tidak mau mengakui kebenaran pernyataan Al-Qur’an tetapi juga tidak mampu membantahnya. Sebenarnya walau bibir mereka terkadang mengucapkan nama Tuhan, namun hati mereka berisi segala kekotoran duniawi. Bila mereka memulai diskusi keagamaan, mereka selalu tidak mau melanjutkannya sampai selesai karena takut kebenaran akan mengemuka.
Mereka seenak hatinya sendiri menyatakan bahwa Kitab ini berkekurangan padahal Allah s.w.t. telah berfirman:

“Hari ini telah Kusempurnakan agamamu bagi manfaatmu dan telah Kulengkapkan nikmat-Ku atasmu dan telah Kusukai bagimu Islam sebagai agama”. (S.5 Al-Maidah:4).
Apakah kalian tidak takut kepada Tuhan? Apakah kalian akan terus saja berkelakukan seperti ini? Apakah kalian pikir bahwa mulut kalian tidak akan dilaknat Tuhan nanti? Jika kalian pikir bahwa kalian telah menemukan kebenaran luhur setelah penelitian dan kerja keras kalian, lalu menyatakan bahwa hal itu terlewatkan oleh Al-Qur’an, kami undang kalian untuk datang menyerahkannya kepada kami, dan kami nanti akan berikan bukti dari Al-Qur’an bahwa semuanya sudah terangkum di dalamnya. (Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 223-227, London, 1984).




Tidak ada komentar: